Minggu, 25 Maret 2018

JUAL BAJU RENANG MUSLIMAH

Selamat datang di website Toko Baju Renang Muslimah. Bagi teman-teman yang berminat join menjadi reseller, please contact 081290006692 atau 089690529948.

Jumat, 14 November 2014

LAPORAN EKOLOGI TERESTRIAL

EKOLOGI TERESTRIAL
Ade Puji Setyawati1
1 Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Telp 021-7401925 Fax 021-7402982

ABSTRACT
An ecosystem was a system formed by the ecological interrelationships between living things with their environment . Ecosystems can be regarded as a unit arrangement completely and thoroughly between all elements of the environment that influence each other . The components forming component of the ecosystem is the living ( biotic ) and nonliving components ( abiotic ) . In practice this time using the line transect method with quadrant way is by choosing five experimental plots were estimated to have a high content of organic matter , in this case using the location of the tree canopy covered and which are not covered trees with a length of 5 m transect . plant species richness using data processing Margalef index of the lowest occurred at a distance of 2 m plots . While most high species richness arriving at a distance of 4m . bad and the plant species richness at a distance of 4m distance premises Margalef index 2 , kind of wealth is still relatively poor . Lowest soil biota Margalef index is at a distance of 3m with a score of 0.78 , while those with the highest species richness index is at a distance of 4m with a value of 1.92.

keywords: terrestrial ecosystems, abiotic, soil biota, plants

ABSTRAK
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah Komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Pada praktikum kali ini menggunakan metode garis transek dengan kuadran caranya yaitu dengan memilih lima plot percobaan yang diperkirakan memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, dalam hal ini menggunakan lokasi ditutupi kanopi pohon dan yang tidak ditutupi pohon dengan panjang transek 5 m. kekayaan jenis tumbuhan menggunakan pengolahan data indeks Margalef yang paling rendah terjadi pada jarak plot 2 m. Sedangkan kekayaan jenis yang paling tinggi berda pada jarak 4m. kekayaan jenis tumbuhannya buruk dan pada jarak jarak 4m denga Indeks Margalef 2, kekayaan jenisnya masih tergolong buruk. Indeks Margalef biota tanah terendah adalah pada jarak 3m dengan nilai 0,78, sedangkan yang memiliki indeks kekayaan jenis tertinggi adalah pada jarak 4m dengan nilai 1,92.

kata kunci : ekosistem terrestrial, abiotik, biota tanah, tumbuhan



PENDAHULUAN
 Biosfer berarti tempat kehidupan dan salah satu bagian biosfer adalah tanah tempat organisme hidup baik di dalam maupun dipermukaannya. Hewan tanah sebagai komponen biotik pada ekosistem tanah atau ekosistem terestrial tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Perubahan struktur vegetasi pada ekosistem terestrial dapat mempengaruhi struktur komunitas hewan tanah. Pada ekosistem terrestrial ada komponen abiotik dan biotik yang sangat menentukan rantai ekologi dan ekosistem yang stabil akan mendukung perkembangan hewan tanah di ekosistem itu (Sulistyomati, 2009).
Perubahan komunitas dan komposisi vegetasi tertentu pada suatu ekosistem secara tidak langsung menunjukkan pula adanya perubahan komunitas hewan tanah dan sebaliknya. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah Komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur (Irshady, 2011).
Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas. Ekosistem daratan  meliputi bioma gurun, padang rumput, Hutan hujan tropis, Hutan gugur, Taiga, dan bioma Tundra. Dimana Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang penting karena sebagai tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup (Irwan, 2007).
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan unsur terpenting dalam ekosistem.  Dimana dalam praktikum kali ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui komponen-komponen yang menyusun ekologi terestrial. Sehingga dapat mengetahui juga hubungan antara masing-masing komponen penyusun ekosistem tersebut. Hal ini sangat penting untuk menjaga ekosistem karena sangat berkaitan erat dengan kehidupan makhluk hidup baik tumbuhan, hewan dan manusia (Hanum,  2009).

 METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan pada hari  Selasa, 25 Maret 2014 pukul 13.30 – 16.00 WIB. Di belakang Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dibagi lima titik plot pada masing-masing daerah vegetasi (dibawah kanopi pohon) dan Non Vegetasi.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum mengenai komponen-komponen yang menyusun ekosistem terrestrial ini adalah Soil Tester, Thermometer, Lux meter, mistar, sekop tanah, tali rafia, buku identifikasi, Ranting pohon sebagai patok, dan Anemometer. Bahan yang digunakan adalah fauna tanah dari Area tanah belakang PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, formalin dan aquadest.
Pada praktikum kali ini menggunakan metode garis transek dengan kuadran caranya yaitu dengan memilih lima plot percobaan yang diperkirakan memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, dalam hal ini menggunakan lokasi ditutupi kanopi pohon dan yang tidak ditutupi pohon dengan panjang transek 5 m. Dengan jarak antar transek 0,5 m. Sebelum membuat lubang diamati dan hitung terlebih dahulu jumlah spesies dan individu tumbuhan yang ada diarea plot dengan sisi-sisinya 0,5 m X 0,5m. Kemudian di buat lubang pada tanah sedalam 10 cm, dengan  panjang dan lebar masing-masing 20 cm. setelah itu catat fauna tanah yang ditemukan dan hitung jumlah spesies dan jumlah individunya.


Analisis Biota Tanah
Indeks kekayaan jenis Margalef (D)
Text Box: D = ((S-1))/LnN
 




Keterangan      : D = Indeks Margalef
                           S = Jumlah jenis tiap kuadrat
                           N = Jumlah individu tiap kuadrat
HASIL PRAKTIKUM
Komponen-komponen abiotik yang diamati dalam  praktikum kali yang dilakukan dibelakang PLT UIN Syarif syarif Hidayatullah Jakarta dengan membandingkan lokasi yang ditutupi oleh kanopi pohon dan yang tidak ditutupi oleh kanopi pohondapat dilihat dalam Tabel 1. Yang disajikan berikut ini :
Tabel .1 Faktor Abiotik
Faktor Fisik
Lokasi
Ditutupi Pohon
Tidak ditutupi Pohon
Temperatur udara (0C)
31
31
Temperatur tanah (0C)
27
28
Intensitas cahaya (lx)
1700
2000
pH
6
5.5
Kecepatan angin (m/s)
91.5
129
Kelembaban tanah (%)
68
63

Berdasarkan data pada Tabel 1. Faktor fisik dalam mengetahui komponen-komponen penyusun ekosistem pada lokasi yang ditutupi kanopi pohon adalah tempertatur udara 310C, temperature tanah 27 0C, intensitas cahaya 1700 lx, kecepatan angina 91,5 m/s, dan kelembaban tanah 68 %. Sedangkan tempertatur udara 310C, temperature tanah 28 0C, intensitas cahaya 2000 lx, kecepatan angina 129 m/s, dan kelembaban tanah 63 %.
PEMBAHASAN
Data yang didapat dari praktikum kemudian diolah dengan menggunakan indeks Margalef sehingga dapat diketahui kekayaan jenis tumbuhan dan hewan. Hal ini dapat dilihat dengan Gambar 1. Dan Gambar 2. yang disajikan sebagai berikut :
Gambar 1. Kekayaan Jenis Tumbuhan

Berdasarkan Gambar 1. Kekayaan jenis tumbuhan yang dilakukan pada lokasi yang ditutupi kanopi pohon dengan yang tidak ditutupi kanopi pohon. Tumbuhan yang ditutupi pohon adalah pada jarak 0 m sampai 3 m dan yang tidak ditutupi kanopi pohon adalah jarak 4 m sampai 5 m. Hal ini dilakukan untuk membandingkan diantara perbedaan tempat dengan komponen-komponen yang menyusun ekosistem tersebut. kekayaan jenis tumbuhan menggunakan pengolahan data indeks Margalef yang paling rendah terjadi pada jarak plot 2 m.
Sedangkan kekayaan jenis yang paling tinggi berda pada jarak 4m. Hal ini dikarenakan berkaitan dengan faktor fisik yang mempengaruhi jumlah kekayaan jenis tumbuhan dengan  intensitas matahari yang tinggi pada daerah yang tidak ditutupi oleh kanopi pohon sehingga jenisnya relative lebih tinggi. Suhu dan kecepatan angina juga berpengaruh dalam komponen jenis tumbuhan yang tumbuh, karena ada jenis tumbuhan tertentu yang memiliki spesifikasi tempertur dan intensitas yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tumbuhan tersebut.
Menurut Jorgensen (1989) jika kekayaan jenis pada suatu tempat dengan Indeks Margalef > 4,0 maka kekayaan jenis tumbuhan tersebut baik, jika diantara 2,5- 4,0 maka kekayaan jenisnya dapat dikatakan sedang, dan jika indeks Margalefnya < 2,5 maka kekayaan jenis nya dapat dikatakan buruk. Sehingga dari hasil yang didapat pada plot 2 pada jarak 2m dengan indeks Margalef 0,82 kekayaan jenis tumbuhannya buruk dan pada jarak jarak 4m denga Indeks Margalef 2, kekayaan jenisnya masih tergolong buruk. Hal ini dikarenakan kondisi tanah yang kurang subur, pada tempat lokasi praktikum jenis tanahnya adalah tanah merah sehingga kurang menyerap air dengan baik sehingga berpengaruh juga pada pertumbuha dan jenis tanaman.
Gambar 2. Kekayaan Biota Tanah
Berdasarkan Gambar 2. Diatas yang memiliki indeks Margalef terendah adalah pada jarak 3m dengan nilai 0,78, sedangkan yang memiliki indeks kekayaan jenis tertinggi adalah pada jarak 4m dengan nilai 1,92. Hal ini menunjukan bahwa kekayaan jenis biota tanah pada tempat tersebut buruk. Karena factor abiotic yang mempengaruhinya diantaranya tempertaur tanah pada lokasi tidak ditutupi pohon adalah 28 dengan intensitas 2000 lx, hal ini berpengaruh terhadap jenis biota tanah yang ada didalamnya karena memerlukan intensitas cahaya yang cukup. Factor abiotik yang melebihi batas optimum akan mempengaruhi distribusi dan jenis komponen-komponen yang ada dalam ekosistem terestrial.
KESIMPULAN
Hasil praktikum mengenai komponen-komponen penyusun ekosistem terestrial dapat disimpulkan bahwa Ekosistem terestrial sangat berpengaruh terhadap hubungan timbal balik antara faktor abiotik dan biotiknya yang ada dalam suatu tempat. kekayaan jenis tumbuhan menggunakan pengolahan data indeks Margalef yang paling rendah terjadi pada jarak plot 2 m. Sedangkan kekayaan jenis yang paling tinggi berda pada jarak 4m. kekayaan jenis tumbuhannya dari nilai indeks Margalef yang tertinggi jarak 4m dengan nilai 2, kekayaan jenisnya masih tergolong buruk. Indeks Margalef biota tanah terendah adalah pada jarak 3m dengan nilai 0,78, sedangkan yang memiliki indeks kekayaan jenis tertinggi adalah pada jarak 4m dengan nilai 1,92 dan memiliki kekayaan jenis yang buruk yaitu rata-rata dibawah 2,5.


UCAPAN TERIMA KASIH
Saya ucapkan terima kasih kepada laboran yang ada di PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum ekologi terestrial ini. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada Dosen dan Asisten laboratorium yang telah membimbing saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amran A, dkk. 2012. Identifikasi Tutupan Vegetasi dan Potensi Fisik Lahan Untuk Pengembangan Ekowisata Di Laboratorium Lapangan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Hutan. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. Vol. 1, No. 2, Desember 2012.
Hanum, W. 2009.Ekologi. Erlangga. Jakarta

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Irwan, Z.D. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi : Ekosistem, Lingkungan, dan Pelestariannya.Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Irshady. 2011. Ekologi. UGM Press.Yogyakarta

Jorgensen, SEdan Vollenweider, R.A. (1989), Guidelines of Lakes. Management: Principles of Lakes Management.International Lake Environment Foundation.
Maloratsky Leo G. 2002. An Aircraft single. Antena FM Radio Altimeter. Microwave Journal,Technical Featur

Nurhayati. 2012. Pengaruh Berbagai Jenis Tanaman Inang dan Beberapa jenis Sumber Inokulum Terhadap infektivitas dan Efektivitas Mikoriza. Jurnal Agrista. Vol.16, No.2, 2012.
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. W. B.
Shing, Dharmendra et al. 2013. Soil Diversity : a key         for natural management of biological and chemical constitute to maintan soil health & fertility. Vol. 5, No. 1. India : International journal of bio-science and bio-technology

Sulistiyomati, Hari. 2009. Biodiversitas Mangrove Di Cagar Alam Pulau Sempu. Jurnal Sainstek. Vol.8, No.1,2009.