ISOLASI DNA KROMOSOMAL BAKTERI DAN
ISOLASI DNA PLASMID DENGAN METODE SPIN COLUMN
Ade
Puji Setyawati 1)
Drh.
Bhintarti S. Hastari, M. Biomed2)
Festy
Auliyaur Rahmah, S. Si2)
Nugroho
Adi Maulana3)
Indhina
Reihannisha3)
1) Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2) Dosen Praktikum Biologi Molekuler
3) Asisten Praktikum Biologi Molekuler
Jl. Ir. H. Djuanda, Tangerang Selatan 15412, Indonesia
Jum’at,
17 Oktober 2014
ABSTRAK
Setiap organisme memiliki DNA yang terletak dalam inti sel atau nukleus
yang disebut sebagai DNA kromosomal. Selain
DNA kromosomal, terdapat DNA
ekstrakromosomal diantaranya
plasmid, mitokondria dan kloroplas. Plasmid merupakan DNA ekstrakromosomal yang berbeda
karakternya dengan DNA kromosomal.
Sehingga
dalam praktikum ini diharapkan praktikan mampu melakukan isolasi DNA kromosomal
bakteri dan isolasi DNA plasmid dengan metode spin column. Bakteri yang digunakan untuk diambil plasmidnya adalah
bakteri Escherchia coli dikarenakan: Mudah didapatkan, menghasilkan
keturunan yang banyak dalam waktu yang singkat dan memiliki jumlah
plasmid yang banyak. Isolasi DNA
kromosom memiliki prinsip, prinsipnya adalah memisahkan DNA kromosom atau DNA
genom dari komponen-komponen sel lain. Prinsip-prinsip
dari sentrifugasi adalah dengan memisahkan molekul berdasarkan ukuran dan berat
molekul.
Kata kunci : DNA, Kromosom, Plasmid, Isolasi
I.
Dasar Teori
DNA (Deoxyribose
Nucleic Acid) adalah master molecul (molekul utama) yang mengkode semua
informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap organisme
(Jamilah, 2005). DNA ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula
deoksiribosa, basa nitrogen dan fosfat yang tergabung membentuk nukleotida
(Istanti, 1999).
Setiap organisme
memiliki DNA yang terletak dalam inti sel atau nukleus yang disebut sebagai DNA
kromosomal. Selain DNA
kromosomal, terdapat
DNA ekstrakromosomal diantaranya plasmid, mitokondria dan
kloroplas. Plasmid merupakan
DNA ekstrakromosomal yang berbeda karakternya dengan DNA kromosomal. Bentuk
plasmid adalah sirkuler double helix dengan ukuran 1 kb sampai lebih dari 200
kb. Pada bakteri jumlah plasmid yang dimiliki bervariasi bahkan sampai ribuan
ataupun tidak memiliki plasmid.
Beberapa karakteristik dari plasmid yang
patut diketahui antara lain: dapat ditransfer ke bakteri lain dan memiliki ORI
(Origin of replication) sehingga mampu mereplikasi diri tanpa pengaturan dari
DNA kromosom. Plasmid merupakan potongan melingkar DNA yang ukuranya kecil
(kurang lebih 2000 sampai 10000 pasangan basa) yang berisi informasi genetik
yang penting untuk pertumbuhan bakteri.
Isolasi
DNA merupakan langkah mempelajari DNA, salah satu prinsip isolasi DNA yaitu
dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran
berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul
besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada
bagian atas tabung (Mader, 1993). Isolasi DNA dilakukan dengan tujuan untuk
memisahkan DNA dari bahan lain seperti protein, lemak, dan karbohidrat.
Prisnsip
utama dalam isolasi DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau
pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein, serta pemurnian
DNA (Dolphin, 2008). Sehingga dalam praktikum ini diharapkan praktikan mampu
melakukan isolasi DNA kromosomal bakteri dan isolasi DNA plasmid dengan metode
spin column.
II. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum isolasi
DNA kromosomal bakteri dan isolasi DNA plasmid dengan metode spin column adalah alat tulis,
mikropipet, sentrifuga, vortex, waterbath, inkubator, yellow tips, blue tips, freezer,
tabung mikro 1,5 steril, 2 ml collection
tube, dan kamera.
Bahan yang digunakan adalah sediaan
kultur bakteri Escherichia coli, EDTA
50 Mm, larutan sukrosa 25%, EDTA 0,5 M pH 8, lisozim 10 mg/ml, NaCl 5 M, SDS
20%, proteinase-K 5 mg/ml, kloroform, etanol dingin, buffer TE, buffer PD1,
buffer PD2, buffer PD3, RNAse A, buffer W1, buffer Wash, etanol absolut, buffer
elusi, dan PD column.
III. Metode
Cara kerja untuk isolasi DNA kromosomal bakteri yaitu dengan mensentrifugasi
kultur bakteri E. coli
sebanyak 1,5 ml dengan kecepatan 4300 rpm selama 20
menit, lalu disuspensikan kembali pellet yang didapatkan dengan 60 µL EDTA 50 mM,
kemudian sentrifugasi dengan kecepatan 4300 rpm selama 15 menit. Tambahkan pada
pellet yang diperoleh dengan 40 µL larutan sukrosa 25 % dan 10,5 µL EDTA 0,5M
pH 8. Kemudian tambahkan dengan 1,5 µL lisozim 10mg/ml dan inkubasi pada suhu
370C selama 1 jam.
Setelah itu tambahkan 18 µL NaCl
5M; 10,5 µL EDTA 0,5 M; 22,5 µL SDS 20%, dan 1,5 µLproteinase-k 5 mg/ml,
kemudian divortex dan diinkubasi sediaan pada suhu 50 0C selama 1
jam. Lalu ditambahkan kloroform dengan perbandingan (1:1) dan kocok pelan
selama 20 menit. Selanjutnya sentrifugasi dengan kecepatan 4300 rpm selama 30
menit. Pindahkan supernatan (larutan yang terlihat bening) ke tabung baru yang
berisi 2x volume etanol dingin. Setelah itu sentrifugasi dengan kecepatan
10.000 rpm selama 5 menit.
Selanjutnya ditambahkan pellet dengan 30 µL buffer TE dan simpan pada
suhu -200C. Untuk mengisolasi DNA plasmid dengan menggunakan metode
spin column dilakukan beberapa tahapan diantaranya tahap 1. Harvesting dengan menyiapkan 1,5
mlkultur sel bakteri E. coli
dalam tabung mikro 1,5 ml kemudian disentrifuga pada
14.000-16.000 x g selama 1 menit denga tabung supernatan.
Tahap 2 Resuspension dengan menambahkan 200 µL buffer PD1 (pastikan RNAse A
telah ditambahkan) kedalam tabung mikro kemudian divortex. Tahap 3. Lysis dengan menambahkan 200 µL buffer
PD2 ( pastikan pellet sudah larut dalam buffer PD1) kemudian bolak-balik tabung
10x dengan hati-hati (jangan gunakan vortex), setelah itu inkubasi dalam suhu
ruang minimal 2 menit.
Tahap 4. Neutralization dengan
menambahkan 300 µL buffer PD3 kemudian bolak-balik tabung 10x (jangan gunakan
vortex) lalu sentrifuga pada 14.000-16.000x g selama 3 menit. Tahap 5. DNA binding dengan menempatkan PD column
dalam 2ml collection tube kemudian tuang supernatant dari tahap 7, kemudian
sentrifuga pada 14.000-16.000x g selama 30 detik.
Lalu buang cairan pada 2 ml collection tube, kemudian pasang kembali PD
column pada 2 ml collection tube. Tahap 6. Wash
dengan menambahkan 600 µL wash buffer (pastikan etanol telah ditambahkan)
kedalam PD column kemudian sentrifuga pada 14.000-16.000x g selama 30 detik.
Lalu buang cairan dalam 2 ml collection tube, kemudian sentrifuga pada
14.000-16.000x g selama 3 menit untuk mengeringkan PD column.
Tahap 7. DNA elution dengan
menambahkan 50 µL buffer elusi ke bagian tengan PD column matrix, biarkan
selama minimal 2 menit agar buffer elusi terserap sempurna, lalu sentrifuga
pada 14.000-16.000 xg selama 2 menit
untuk mendapatkan DNA murni, setelah itu tuangkan kembali cairan dalam 2 ml
collection tube ke bagian tengah PD column matrix dan sentrifuga pada
14.000-16.000 x g selama 2 menit untuk mendapatkan DNA murni.
IV.
Hasil dan Pembahasan
4.1
Hasil yang
didapatkan dari praktikum isolasi DNA kromosomal bakteri dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
Terdapat endapan putih (pellet) yang didapatkan setelah kultur bakteri
disentrifugasi 4300 rpm 20 menit
|
2
|
|
Terdapat 2 lapisan setelah penambahan kloroform dan dikocok selama 20
menit
|
3
|
|
Terdapat 3 lapisan setelah di sentrifugasi 4300 rpm selama 30 menit
|
4.2 Hasil
yang didapatkan dari praktikum isolasi DNA plasmid dengan menggunakan metode
spin column dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
Terdapat endapan putih (Pelet) yang didapat setelah disentrifugasi 14.000-16.000
x g selama 5 menit
|
2
|
|
Setelah penambahan PD3 dan disentrifuga 14.000-16.000 x g selama 3
menit
|
Berdasarkan hasil praktikum isolasi DNA kromosomal bakteri Escherichia
coli isolasi DNA dilakukan
untuk mendapatkan DNA murni dari suatu sel. Isolasi DNA kromosom
memiliki prinsip,
prinsipnya adalah
memisahkan DNA kromosom atau DNA genom dari komponen-komponen sel lain. Setelah kultur bakteri disentrifugasi dengan kecepatan
4300 rpm selama 20 menit didapat endapan putih ( pellet) yang terdapat pada
bagian bawah tabung sentrifuga.
Hal tersebut dikarenakan prinsip utama sentrifugasi adalah
memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan
gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar,
sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas. Prinsip
presipitasi adalah pengendapan DNA agar terpisah dari zat lain yang terdapat
dalam sel (Kimball 2005).
Sentrifugasi merupakan salah satu metode
dasar yang Sangat penting dalam studi biologi sel maupun molekular.
Sentrifugasi tidak hanya berguna untuk memisahkan sel atau organel subselular,
melainkan juga digunakan untuk pemisahan molekular. Teknik sentrifugasi pada
pengisolasian DNA berfungsi untuk memisahkan DNA dari zat lain dalam sel
berdasarkan berat molekulnya.
Teknik
sentrifugasi tersebut dilakukan mengunakan alat yang berupa rotor yang
digerakan oleh motor elektrik yang merupakan tempat berpegangnya tabung yang
akan disentrifugasi. Pergerakan mesin sentrifugasi berhubungan dengan massa,
kerapatan dan susunan dari molekul yang disentrifugasi, serta massa , kerapatan
dan viskositas dari lingkungan larutan (Triwibowo, 2005). Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang
terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah
(Campbell 2002).
Setelah supernatan diambil dan pellet ditambahkan 60 µL EDTA 50 mM, yang
berfungsi sebagai senyawa pengkelat yang mengikat ion Magnesium, yaitu kofaktor
yang diperlukan untuk altivtas berbagai enzim nuklease (Sudarsono, 1996). Lalu
disentrifugasi kembali selama 15 menit dan pellet yang diperoleh ditambahkan 40 µL larutan sukrosa 25 % yang
berfungsi untuk merusak sel dan 10,5 µL
EDTA 0,5M pH 8 berfungsi untuk menghasncurkan
dinding sel.
Kemudian
ditambahkan 1,5 µL lisozim 10mg/ml yang
berguna untuk pembuangan dinding sel dan
inkubasi pada suhu 370C selama 1 jam
agar lisozim bekerja dengan optimal.
Selanjutnya ditambahkan 18 µL NaCl 5M
berfungsi untuk menggabungkan kembali pellet dengan lerutan yang telah
ditambahkan; 10,5 µL EDTA 0,5 M berfungsi agar tidak terjadi koagulasi; 22,5 µL
SDS 20% berfungsi untuk melisiskan membrane sel, dan 1,5 µL proteinase-k 5
mg/ml berfungsi sebagai enzim yang merusak protein, kemudian divortex agar homogen
dan diinkubasi sediaan pada suhu 50 0C selama 1 jam hal
tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan kerja enzim yang sangat dipengaruhi
oleh temperatur.
Tahap pertama dalam isolasi DNA adalah proses perusakan atau
penghancuran membran dan dinding sel. Pemecahan sel (lisis) merupakan tahapan
dari awal isolasi DNA yang bertujuan untuk mengeluarkan isi sel (Holme dan
Hazel, 1998). Fungsi dari penambahan proteinase K ini
adalah untuk memotong-motong atau memutus ikatan peptida dari protein-protein
sel bakteri tersebut, lalu campuran tersebut dikocok menggunakan vortex agar
pemutusan ikatan-ikatan peptida tersebut lebih cepat terjadi.
Sementara SDS (sodium dodesil sulfat) berfungsi sebagai
pendenaturasi protein untuk membuat protein tersebut berbentuk lurus dan
bermuatan negatif pada proses elektroforesis gel. Setelah itu
ditambahkan kloroform dengan perbandingan (1:1) dan kocok pelan selama 20 menit
dihasilkan dua lapisan yang dapat dilihat pada Tabel 4.1. hal tersebut
dikarenakan kloroform berfungsi untuk mendenaturasi protein sehingga
berdasarkan hasil pengamatan protein berada pada lapisan atas.
Selanjutnya sentrifugasi dengan kecepatan 4300 rpm selama 30 menit
didapatkan tiga lapisan yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 yang lapisan atas
yang diduga mengandung DNA, lapisan tengah merupakan protein dan lapisan bawah
terdapat debris sel. Pindahkan supernatan (larutan yang terlihat bening) ke
tabung baru yang berisi 2x volume etanol dingin. Fungsi
dari penambahan etanol yaitu untuk mengikat strand DNA yang telah
terkumpul.
Strand-strand DNA yang terikat oleh etanol
akan nampak sebagai benang-benang putih yang terapung diatas filtrat. Selain
itu etanol juga berfungsi mempertifikasi DNA. Pemekatan dengan etanol pada
lapisan atas sampel sehingga terjadi presipitasi DNA pada perbatasan
kedualarutan. Etanol yang digunakan pada praktikum ini adalah etanol 50%. Pada
saat penambahan etanol, larutan akan tampak terbalik untuk beberapa saat,
dan pada akhirnya ethanol akan berada di bagian atas tabung, sementara filtrat
berada dibagian dasar tabung karena etanol memiliki kerapatan yang lebih kecil
dibandingkan air.
Setelah itu sentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 5 menit.
Selanjutnya ditambahkan pellet dengan 30 µL buffer TE, TE Buffer adalah campuran antara larutan Tris-HCl dengan EDTA
pada konsentrasi tertentu. TE Buffer dalam praktikum biologi molekuler
berfungsi untuk menstabilkan DNA atau RNA karena pH nya dijaga sekitar 8.
Karena DNA dan RNA memiliki sifat asam lemah (DNA=asam deoksiribonukleat,
RNA=asam ribonukleat), yang dalam waktu lama dapat menyebabkan degradasi
DNA/RNA, sehingga dibuatlah TE Buffer tersebut.
Buffer
TE berfungsi untuk melarutkan DNA yang dihasilkan dan menjaga DNA agar tidak
mudah rusak dan simpan pada suhu -200C.
Berdasarkan hasil praktikum isolasi DNA plasmid dengan metode spin column DNA
plasmid merupakan wadah yang digunakan untuk kloning gen, sehingga DNA plasmid
harus di pisahkan dari DNA kromosom. DNA plasmid mempunyai ukuran yang jauh
lebih kecil daripada DNA kromosom. Untuk memisahkan DNA plasmid, maka
memerlukan perlakuan yang sedikit berbeda dengan prosedur di atas.
Bakteri yang digunakan untuk diambil
plasmidnya adalah bakteri Escherchia coli dikarenakan: Mudah
didapatkan, menghasilkan keturunan yang banyak dalam waktu yang singkat dan
memiliki jumlah plasmid yang banyak. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk merusak
sel Escherchia coli, untuk melepaskan molekul DNA plasmid. Metode
yang digunakan pada isolasi DNA plasmid ini adalah metode spin column
yaitu dengan menggunakan PD.
Langkah
pertama yang dilakukan pada isolasi DNA plasmid adalah mengambil 1,5 ml bakteri
dalam kultur cair LB
(laurienbertani broth) yang telah dipersiapkan dengan
menggunakan mikropipet dan memasukkannya ke dalam tabung mikro 1,5 ml. Kemudian
mengendapkan bakteri dengan microsentrifuge dengan kecepatan 14.000-16.000 rpm
selam 1 menit sehingga terbentuk pelet dan supernatan.
Prinsip-prinsip dari sentrifugasi adalah dengan memisahkan molekul
berdasarkan ukuran dan berat molekul. Sampel yang disentrifugasi dengan
kecepatan tinggi dan gaya sentrifugal menyebabkan komponen yang lebih besar dan
lebih berat akan terendap di dasar tabung yang biasa disebut dengan pellet,
sedangkan molekul yang ukuran dan beratnya lebih kecil akan berada pada lapisan
yang atas yang biasa disebut dengan supernatan.
Dalam
hal ini, sel bakteri Escherchia coli akan berada pada pellet sehingga
kita mengambil pelletnya dan membuang bagian supernatan. Tahap 2 yaitu Resuspension
dengan menambahkan 200 µL buffer PD1 (pastikan RNAse A telah ditambahkan)
kedalam tabung mikro yang berfungsi untuk menghancurkan RNA
sehingga DNA dapat diisolasi secara utuh,
kemudian divortex untuk menghomogenkan larutan. Tahap 3. Lysis
dengan menambahkan 200 µL buffer PD2 ( pastikan pellet sudah larut dalam
buffer PD1) yang berfungsi untuk melisiskan membran sel, kemudian bolak-balik
tabung 10x dengan hati-hati (jangan gunakan vortex) yang berfungsi agar proses
lisis berjalan sempurna, setelah itu inkubasi dalam suhu ruang minimal 2 menit.
Tahap 4. Neutralization dengan menambahkan 300 µL buffer PD3 kemudian
bolak-balik tabung 10x (jangan gunakan vortex) lalu sentrifuga pada
14.000-16.000x g selama 3 menit yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 Hal
ini bertujuan untuk memisahkan kontaminan yang mungkin masih terdapat pada
supernatan. Tahap 5. DNA binding dengan menempatkan PD column
dalam 2ml collection tube kemudian tuang supernatan dari tahap 7, kemudian
sentrifuga pada 14.000-16.000x g selama 30 detik. Lalu buang cairan pada 2 ml
collection tube, kemudian pasang kembali PD column pada 2 ml collection tube.
Tahap 6. Wash dengan
menambahkan 600 µL wash buffer (pastikan etanol telah ditambahkan) Fungsi
dari penambahan etanol yaitu untuk mengikat strandDNA yang telah terkumpul.
Strand-strand DNA yang terikat oleh etanol akan nampak sebagai benang-benang
putih yang terapung diatas filtrat. Selain itu etanol juga berfungsi
mempertifikasi DNA. Pemekatan dengan etanol pada lapisan atas sampel sehingga
terjadi presipitasi DNA pada perbatasan kedualarutan kedalam PD column kemudian sentrifuga pada
14.000-16.000x g selama 30 detik.
Lalu buang cairan dalam 2 ml collection tube cairan
pada tabung kolektor yang berisi kontaminan hasil pencucian dibuang, lalu kolom
diletakkan pada tabung kolektor yang sama,
kemudian sentrifuga pada 14.000-16.000x g selama 3 menit untuk mengeringkan PD
column. Teknologi Wash Buffer adalah
sebuah formulasi optimal buffer dan garam yang memaksimalkan penyerapan
antibodi dan antigen ke piring plastik.
Selama proses adsorpsi, kinerjanya untuk
menstabilkan protein yang terlapisi, memungkinkan untuk mengikat reaktivitas
yang lebih besar dengan molekul deteksi, sehingga meningkatkan sinyal tertentu.
Dengan menghasilkan sinyal tertentu yang lebih tinggi, konsentrasi yang lebih
rendah dari protein mantel mungkin diperlukan ketika buffer ini digunakan,
sehingga menghemat reagen yang berharga. Tujuan dari sentrifugasi ini adalah
untuk mendapatkan pellet yang akan mengendap di dasar kolom.
Pada
saat memasukkan kolom pada mikrosentrifuga yang berfungsi untuk memisahkan
molekul menurut berat jenis, seharusnya dilakukan sentrifugasi dengan jumlah
kolom yang berpasangan dan diletakkan sejajar berhadapan, hal ini untuk
menyeimbangkan saat terjadi proses sentrifugasi dan pellet yang didapatkan pun
akan lebih baik dibandingkan dengan sentrifugasi yang tidak berpasangan. Campuran heterogen terdiri dari
senyawa-senyawa dengan berat jenis berdekatan sulit dipisahkan.
Membiarkan senyawa tersebut terendapkan karena
adanya grafitasi berjalan sangat lambat. Salah satu teknik yang dapat
dipergunakan untuk memisahkan campuran ini adalah teknik sentrifugasi, yaitu
metode yang digunakan dalam untuk mempercepat proses pengendapan dengan
memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya. Pemisahan sentrifugal menggunakan
prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu.
Apabila objek berotasi di dalam tabung atau
silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat
bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya
gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya
tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan
partikel-partikel menuju dinding tanbung dan terakumulasi membentuk endapan. Setelah itu, supernatan dalam tabung
kolektor dibuang. Supernatan adalah substansi hasil sentrifugasi yang memiliki
bobot jenis yang lebih rendah.
Posisi dari substansi ini berada
pada lapisan atas dan warnanya lebih jerbih. Sementara pelet adalah substansi
hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih tinggi. Posisinya
berada pada bagian bawah (berupa endapan) dan warnanya lebih keruh. Lalu, kolom
purifikasi ditempatkan kembali dalam tabung kolektor yang sama.
Tahap 7. DNA elution dengan
menambahkan 50 µL buffer elusi ke bagian tengan PD column matrix, biarkan
selama minimal 2 menit agar buffer elusi terserap sempurna, lalu sentrifuga
pada 14.000-16.000 xg selama 2 menit
untuk mendapatkan DNA murni, setelah itu tuangkan kembali cairan dalam 2 ml
collection tube ke bagian tengah PD column matrix dan sentrifuga pada
14.000-16.000 x g selama 2 menit untuk mendapatkan DNA murni.
V.
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa, praktikan mampu
melakukan isolasi DNA kromosomal bakteri Escherichia
coli dengan cara penghancuran
(lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan
protein, serta pemurnian DNA. Praktikan juga mampu melakukan isolasi DNA
plasmid dengan metode spin column melalui tahapan Harvesting,
Resuspension, Lysis, Neutralization, DNA binding,
Wash dan DNA elution.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiana,
Dwi Wahyuni. 2009.Teknik Isolasi DNA Genom Tanaman
Pepaya dan Jeruk dengan Menggunakan Modifikasi Bufer CTAB. Teknisi Litkayasa Nonkelas pada Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika,
Sumatera Barat. Buletin
Teknik Pertanian Vol. 14 No. 1, 2009: 12-16.5hal
Giri, Rahman EA
. 2004. Regulasi Ekspresi Gen Pada Organisme Bakteri. KPP Bioteknologi
Bandung. Bandung
Istanti, Annie. 1999. Biologi Sel. jurusan Biologi FMIPA UM. Malang
Jamilah. 2005. Pengaruh Berbagai Macam Detergen, Penambahan
Enzim, dan Ekstrak Nanas (Ananas comusus (L) Merr) Terhadap Hasil Isolasi DNA
Berbagai Macam Buah Sebagai Topik Praktikum Matakuliah Genetika.
Universitas Negeri Malang. Malang
Kimball. J. 2005.Biologi. ed. ke -5. jilid 1. terj dari Biology. 5th ed, oleh Prof. DR. Ir. H. Siti Soetarmi T.
Erlangga. Jakarta: xiii + 333
hlm.
Listanto, E;
pardal,s.j; Wang, k. 1996. Jurnal
Bioteknologi Pertanian, Indonesian Journal of Agricultural Biotechnologi.
Metode sederhana isolasi DNA dari
tanaman jagung transgenic untuk polymerase chain reaction. Balai penelitian
Bioteknologi Tanaman Pangan. Bogor
Prasetyo, A.
2008. Karakterisasi virus pada tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.). Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada. Skripsi.(Tidak Dipublikasikan). Yogyakarta
Barnum, 05
Barnum, Susan R. 2005. Biotechnology an Introduction, 2nd edition. USA :
Thomson Brooks/Cole
Triwibowo,
Y. 2005. Biologi Molekular.
Erlangga, Jakarta: xiii + 269 hlm
Utami, Annisa.dkk .2012. Variasi metode isolasi DNA daun temulawak (cucurma xanthorrhiza).
Prosiding seminar nasional kimia Unesa. Surabaya
Yuwono,
Triwibowo.2006. Bioteknolgi Pertanian.
Gadjag Mada University Press. Yogyakarta
Zubaidah, 2004.Isolasi dan karakterisasi Gen Perbaikan DNA
Baru pada Bakteri Radioresisten Deinococcus radiodurans. Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknik Nuklir, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar