Jumat, 14 November 2014

LAPORAN PENGENALAN ALAT-ALAT BIOLOGI MOLEKULER

PENGENALAN ALAT-ALAT BIOLOGI MOLEKULER

Ade Puji Setyawati 1)
Drh. Bhintarti  S. Hastari, M. Biomed2)
Festy Auliyaur Rahmah, S. Si2)
Nugroho Adi Maulana3)
Indhina Reihannisha3)
1)      Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2)      Dosen Praktikum Biologi Molekuler
3)      Asisten Praktikum Biologi Molekuler
Jl. Ir. H. Djuanda, Tangerang Selatan 15412, Indonesia

Jum’at, 3 Oktober 2014
ABSTRAK
Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan praktikum atau penelitian. Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan praktikum biologi molekuler. Sehingga dengan praktikum pengenalan alat-alat biologi molekuler mahasiswa diharapkan mampu untuk mengtahui alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum biologi molekuler, mengetahui fungsi, bagian-bagian, mengetahui prinsip kerja dan cara menggunakan alat-alat biologi molekuler. Praktikum pengenalan alat ini sangat penting untuk mengenal alat-alat yang digunakan dalam biologi molekuler diantaranya untuk isolasi DNA, PCR dan elektroforesis. Hasil pengenalan alat-alat biologi molekuler adalah Thermocycler (PCR machine), Elektroforesis horisontal, Elektroforesis vertical, Gel document, Mikropipet, Sentrifuge, Spektrofotometer dan Transluminator UV.
Kata Kunci : Pengenalan alat, Laboratorium, biologi molekuler


I.            Dasar Teori
Biologi molekuler merupakan cabang ilmu biologi yang mengkaji kehidupan secara skala molekuler. Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan praktikum atau penelitian. Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan praktikum biologi molekuler. Setiap pengguna harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat laboratorium tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang berbahaya. DNA merupakan  rantai – rantai nukleutida yang secara kimia hampir tidak saling berbeda, sedangkan sebaliknya protein dari campuran 20 macam amino yang sangat berlainan, masing – masing dengan sifat kimianya yang khas. Keragaman inilah yang memungkinkan sifat kimia yang serba canggih dimiliki oleh setiap protein, dan ini diduga dapat menjelaskan mengapa evolusi telah memilih protein daripada molekul RNA sebagai katalisator yang terbesar reaksinya di dalam sel (Khopkar, 1990).
 Mesin polymerase chain reaction (PCR) adalah sebuah teknologi laboratorium yang utama dalam biologi mokuler. PCR mempunyai derajat spesifisitas dan sensitivitas yang cukup tinggi. Dengan teknik PCR ini, dalam hitungan menit kita bisa menghasilkan jutaan copy DNA. Elektroforesis merupakan suatu teknik yang mengukur laju perpindahan atau pergerakan partikel bermuatan dalam suatu medan listrik. Teknik elektroforesis mempergunakan medium yang terbuat dari gel.  Perpindahan partikel pada medium gel tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ukuran partikel, komposisi dan konsentrasi gel, densitas muatan, kuat medan listrik dan sebagainya.  Semakin kecil partikel tesebut, maka pergerakan atau migrasinya akan semakin cepat, karena matriks gel mengandung jaringan kompleks berupa pori-pori sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergerak melalui matriks tersebut (John, 2011).
 Sehingga dengan praktikum pengenalan alat-alat biologi molekuler mahasiswa diharapkan mampu untuk mengtahui alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum biologi molekuler, mengetahui fungsi, bagian-bagian, mengetahui prinsip kerja dan cara menggunakan alat-alat biologi molekuler.
II.            Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan alat biologi molekuler adalah lata tulis dan kamera. Bahan yang digunakan adalah alat-alat biologi molekuler.
III.            Metode
Untuk mencatat informasi ynag dijelaskan terkait fungsi, prinsip serta cara kerja alat-alat biologi molekuler disiapkan alat tulis dan untuk mendokumentasikan alat-alat biologi molekuler tersebut digunakan kamera. Metode praktikum kali ini adalah dengan peragaan dosen dan penjelasan yang dipaparkan terkait dengan  alat-alat yang digunakan dalam biologi molekuler.
IV.            Hasil dan Pembahasan
Praktikum pengenalan alat ini sangat penting untuk mengenal alat-alat yang digunakan dalam biologi molekuler diantaranya untuk isolasi DNA, PCR dan elektroforesis. Alat-alat tersebut adalah Thermocycler (PCR machine), Elektroforesis horisontal, Elektroforesis vertical, Gel document, Mikropipet, Sentrifuge, Spektrofotometer dan Transluminator UV. Alat-alat ini merupakan alat utama yang digunakan dalam bidang molekuler. Setiap alat memiliki fungsi, dan prinsip kerja yang berbeda yaitu sebagai berikut :
No.
Alat Biologi Molekuler
1
Mesin PCR
Prinsip kerja :
Membentuk cetakan DNA secara berulang kali dengan menggunakan prosedur dan waktu tertentu. PCR menggunakan tehnik amplifikasi (perbanyakan) secara spesifik pada suatu segmen DNA secara in vitro dengan menggunakan DNA polymerase, cetakan, DNA genom, dan primer oligonukleotida yang akan menempel pada segmen yang akan diamplifikasi. Proses PCR ada tiga tahapan yaitu Denaturasi, Anneling dan Ekstansi.
Fungsi :
- Amplifikasi urutan nukleotida
- Menentukan kondisi urutan nukleotida dari suatu DNA yang mengalami mutasi
2
Elektroforesis
clip_image014
Prinsip kerja :
Berdasarkan pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif dalam hal ini DNA yang bergerak menuju kutub positif sedangkan partikel-partikel bermuatan positif akan bergerak menuju kutub negatif.
Fungsi :
Untuk mengukur laju perpindahan atau pergerakan partikel-pertikel bermuatan dalam suatu medan listrik
3
Gel Document
Prinsip kerja :
Memvisualisasi gel dengan menggunakan UV transluminator dan didokumentasikan menggunakan computer yang terhubung dengan alat atau dengan menggunakan kamera.
Fungsi :
Untuk mendokumentasikan hasil elektroforesis
4
Sentrifugator
Prinsip kerja :
Didasarkan pada pemisahan molekuler dari sel atau organel subseluler. Sentrifugator dapat dibedakan berdasarkan ukuran, kapasitas, dan kecepatan. Clinical centrifuge digunakan untuk separasi serum dan urinalisa.
Fungsi :
Untuk memutar sampel dengan kecepatan tinggi yang berukuran molekuler sehingga molekul DNA yang berukuran lebih besar akan mengendap dibawah.
5
Mikropipet
clip_image042
Prinsip kerja :
Mikropipet terdiri dari ukuran 20 µl, 100 µl, 1000 µl. gunakan tip yang baru untuk setiap sampel yang berbeda untuk menghindari kontaminasi.
Fungsi :
Untuk mengambil cairan yang ukurannya sangat kecil( dalam ukuran mikro) dalam hal ini mengambil sampel DNA
6
Spektrofotometer
Prinsip kerja :
Berdasarkan panjang gelombang untuk mengukur kuantitas dan kemurnian DNA baik rantai tunggal maupun rantai ganda.
Fungsi :
Untuk mengukur kuantitas dan kemurnian DNA

Berdasarkan pada penjelasan prinsip kerja dan fungsi alat biologi molekuler diatas Teknik    Elektroforesis mempergunakan medium yang terbuat dari gel.  Perpindahan partikel pada medium gel tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ukuran partikel, komposisi dan konsentrasi gel, densitas muatan, kuat medan listrik dan sebagainya.  Semakin kecil partikel tesebut, maka pergerakan atau migrasinya akan semakin cepat, karena matriks gel mengandung jaringan kompleks berupa pori-pori sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergerak melalui matriks tersebut (John, 2011).
Asam nukleat laju migrasinya berbanding terbalik dengan ukuran molekulnya. Molekul DNA bermuatan negatif sehingga di dalam medan listrik akan bermigrasi melalui matriks gel menuju kutub positif. Semakin besar ukuran molekulnya, semakin rendah  laju  migrasinya. Semakin tinggi konsentrasi media semakin lambat kecepatan DNA, sedangkan jika arus dinaikan maka semakin cepat pergerakan DNA (Martin, 1996). Spektrofotometri sinar UV digunakan untuk mengukur tingkat kemurnian DNA hasil isolasi. Penentuan panjang gelombang maksimum perlu dilakukan untuk mengetahui dimana terjadi absorpsi maksimum dan untuk meningkatkan proses absorpsi larutan terhadap sinar (David, 2009).
Panjang gelombang yang digunakan untuk mengetahui kandungan DNA/RNA menggunakan spektrofotometri UV adalah 260 nm, sedangkan untuk mengetahui kandungan protein menggunakan spektrofotometri UV dengan panjang gelombang 280 nm. Reaksi rantai polymerase (PCR) merupakan teknik ilmiah dalam biologi molekuler untuk memperkuat satu atau beberapa salinan potongan DNA  dan dapat menghasilkan ribuan sampai jutaan salinan urutan DNA tertentu (John, 2011).PCR sekarang menjadi teknik umum dan sering diperlukan dalam laboratorium penelitian medis atau biologi untuk berbagai aplikasi, termasuk cloning untuk sekuensing DNA, filogeni DNA, analisis fungsional gen, diagnosis dan deteksi penyakit menular (David, 2009).
Mikropipet untuk mengambil dan menghomogenkan sampel DNA dan loading dye. Penggunaan pipet gelas seperti pipet ukur dan pipet gondok tidak mempunyai akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml. Sehingga pada pemindahan cairan dengan volume kecil kurang dari 1000 microliter, orang cenderung menggunakan mikropipet, biasa juga disebut dengan pipet otomatis. Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan presisi yang lebih baik dari pada pipet gelas. Setiap pipet dapat diset berapapun volumenya selama dalam range volume pipet. Mikropipet dapat dibedakan menjadi singel, channel, multichannel serta adjustable dan fix. Ada beberapa macam merek mikropipet yang beredar dipasaran seperti Gilson, Pipetman, dan lain-lain (Khopkar, 1990).
UV transiluminator untuk visualisasi pewarnaan DNA didalam gel agarosa. UV Transilluminators digunakan untuk men-visual-kan DNA setelah di loading atau running dalam DNA elektroforesis. Polymerase chain reaction (PCR) adalah sebuah teknologi laboratorium yang utama dalam biologi mokuler. PCR mempunyai derajat spesifisitas dan sensitivitas yang cukup tinggi. Dengan teknik PCR ini, dalam hitungan menit kita bisa menghasilkan jutaan copy DNA. Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
V.            Kesimpulan
Alat-alat praktikum biologi molekuler adalah Thermocycler (PCR machine), Elektroforesis horisontal, Elektroforesis vertical, Gel document, Mikropipet, Sentrifuge, Spektrofotometer dan Transluminator UV. Alat-alat tersebut merupakan alat utama yang digunakan dalam bidang molekuler.
DAFTAR PUSTAKA
Cheesbrough, Monica. 2005. District Laboratory Practice in Tropical Countries, ed.vol.2. Cambridge: Cambridge University Press, halaman 120-140
David G. Watson. 2009. Analisis Farmasi. EGC. Jakarta
John dan Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. Erlangga. Jakarta
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta
Lodish et al. 1995. Molecular Cell Biology. Scientific American Books. New York
Martin, R. 1996. Gel electrophoresis: nucleid acids. Bios scientific Publisher, Oxford

Stansfield, W.D., Colome, J.S., Cano, R.J. 2006. Scaum’s easy outline Biologi Molekuler dan Sel.   Jakarta: Erlangga. Hal: 82-86

Tidak ada komentar:

Posting Komentar